susahkah mengolah konten blog ?


Bicara soal dunia blog, tentu kita tidak bisa lepas dari dunia penulisan. walaupun memang, beberapa waktu terakhir ini mulai banyak bermunculan Vlog atau akronim dari video blog yang lebih menekankan pada aspek mengolah video. lambat laun, menulis mungkin akan sedikit bergeser dari dunia tulis menulis ke kemampuaan seseorang bercerita di depan kamera. tetapi memang, sekarang ini blog masih lekat dengan budaya menyediakan konten tulisan untuk dibaca maupun disebar luaskan.

Dalam mengelola konten (isi) blog, seringkali kita terkendala meramu kata maupun memilih topik apa yang layak diangkat. sehingga terkadang, isi dari sebuah blog rata-rata mengikuti selera dari si penulisnya. kadangkala mengangkat kisah pribadi, pengalaman traveling, atau essay-essay ringan.

lantas, apakah hal tersebut bisa menjamin blog kita tetap menarik untuk dibaca  ?

untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita tidak mesti mengklaim iya dalam artian mebenarkan pun menyalahkan. sebab, banyak atau tidaknya orang membaca blog kita didasari oleh selera dari masing-masing pembaca. saya ambilkan contoh, untuk blognya mas Raditya Dika atau Agus Mulyadi rata-rata digemari karena sense humornya sangat kental. sebaliknya, ada juga blog yang mengangkat isu-isu hangat dengan memakai bahasa ringan. 

selain itu, banyak juga blog-blog yang mengkombinasikan berbagai macam tema dalam setiap kontennya. terkadang mengangkat tutorial, tapi lain waktu menulis seputar pengalaman dari pemilik blog. 

banyak sih, para pakar blog yang menganggap hal tersebut bisa membuat kualitas SEO blog kita menurun. alasannya, karena kurang fokus dalam satu topik. sehingga, mesin pencari akan sulit merekomendasikan blog kita di mesin pencari bila seseorang ingin mencari tema tertentu.

di sini, terkadang saya sering dilema ; di satu sisi, penulis masih memiliki sisi manusiawinya yang ingin dia tulis dan bagikan ke dalam blog, tapi di satu sisi, ada hukum yang berlaku dalam dunia blog yang membatasi hal tersebut kalau memang kita ingin menjadi blog profesional.

saya sendiri, sampai dengan sekarang lebih memilih tidak terikat dengan berbagai tata aturan tersebut. alhasil, blog saya ini lebih bersifat opini random yang sengaja saya tuangkan dalam bentuk tulisan. 

mungkin anda bertanya apakah saya tidak takut dengan posisi blog saya di mesin pencari ?

bagi saya pribadi, ranking bukanlah pencapaian mutlak yang mesti saya raih. blog, adalah wahana saya melatih sekaligus mengekspresikan apa yang ada dalam kepala saya ke dalam bentuk tulisan. tanpa memperhitungkan SEO, kata kunci, dan sebagainya. 😊

saya lebih memilih membebaskan diri dari hal-hal demikian. sebab, saya tahu, bahwa menulis tanpa ada batasan jauh lebih menyenangkan ketimbang kita memfokuskan diri ke profit, backlink, strategi meningkatkan pengunjung dan seterusnya.

lagian banyak juga kok para blogger kenamaan yang tetap memiliki pengunjung setia tanpa memakukan diri ke tata aturan blog yang diteorikan sedemikian rupa. bagi pembaca, mereka melihat sisi berbeda disetiap gaya penulisan.

itulah yang dinamakan dengan ciri khas.

saya ambilkan contoh blog jungjawa atau jalan pendaki. ke dua blog ini punya gaya tulisan khas masing-masing. juga punya pengunjung yang tetap intens membaca setiap tulisannya.

jadi, intinya yah tergantung anda, mau bebas menulis atau mengejar profit ? toh, keduanya sah-sah saja asalkan apa yang anda tuliskan memang murni berasal dari jari-jari anda ketimbang bermain copy paste.

Nah, berikut ini ada beberapa kuncian untuk mengolah konten blog kita agar punya ciri khas yang bagus.

pertama, sudut pandang.


maksudnya adalah posisi kita sebagai penulis di mata pembaca blog. apakah kita memosisikan diri sebagai pencerita, guru, atau teman berbagi pendapat. ini penting, sebab, orang bisa menilai karakter kita dalam setiap kata yang kita rangkai. 

dalam beberapa kasus, seringkali saya mendapati blog tutorial yang memosisikan diri sebagai guru dan murid. bagi anda mungkin tidak masalah, tetapi terkadang, posisi guru dan murid bisa menciptakan ruang jauh antara kita dan pembaca. sehingga, bahasa tulisan yang kita tampilkan terkesan kaku dan sangat formal.

lebih baik, kita memosisikan diri sebagai rekan. dengan begitu, bahasa yang kita tulis lebih bersifat santai, ada timbal balik, mudah dipahami tapi tidak serta merta menghilangkan unsur penting dalam tulisan kita.

sebagai contoh gunakanlah sapaan akrab seperti bro dan sebagainya.

kedua, memilih bahasa. 

saya pernah punya pengalaman yang tak menyenangkan saat mengunjungi beberapa blog yang intens mengangkat isu-isu tertentu. anda bisa tahu bagaimana gaya penulisan dan bahasa yang ditampilkan ? sangat kaku dan sulit dimengerti.

mungkin anda bisa beralasan, kalau blog tersebut memang dikhususkan bagi kalangan tertentu saja. dan, beberapa pengunjung setia pastinya adalah orang-orang yang sudah menggeluti apa yang diangkat dalam blog tersebut.

iya memang, pendapat seperti itu sah-sah saja. tetapi pernah tidak terpikirkan dengan pembaca yang sama sekali tidak tahu menahu tapi punya ketertarikan terhadap isu yang sering diulas dalam blog tersebut  ?

mereka inilah para calon pembaca setia baru untuk blog anda. namun, bila kita sedikit abai saja, lambat laun tulisan kita akan kurang diminati karena bahasannya terlalu melangit.

solusinya gunakanlah bahsa yang mudah dipahami, bersifat universal. dan kalaupun terpaksa menggunakan istilah, alngkah baiknya disertakan juga pengertiannya. atau semacam ilustrasi yang memudahkan pembaca pemula.

kalau anda termasuk penulis blog dalam bidang ini, sebaiknya sertakan juga menu khusus untuk pemula. dengan begitu, ada tahapan-tahapan pengantar yang bisa mengikat calon pembaca baru untuk terus mengunjungi blog anda.

ketiga, konsisten.


iya, konsistensi merupakan kuncian inti. karena sehebat apapun cara kita menulis, kalau tidak konsisten, maka lambat laun blog kita akan kehilangan pengunjung. 

paling tidak, minimal dalam seminggu biasakan untuk menulis di blog kita. sehingga, pengunjung maupun pembaca akan tahu kalau blog kita masih aktif dan selalu punya konten baru utnuk dinikmati.

selamat mencoba.

oh iya, tips ini merupakan opini penulis yang penulis pelajari dari berbagai literatur. mohon maaf apabila ada kesamaan metode. 😀


Write a comment